Thursday, April 18, 2013

Puisi (Karya Sahabatku)



Peringatan Tuhan
Ketika Tuhan memberi pertanda
Kami tak peka terhadapnya
Ketika Tuhan memberi peringatan
Kami pun acuh karenanya
Lalu Kau porak porandakan isi dunia
Gunung – gunung menghamburkan baranya
Lautan menumpahkan cairannya
Bumi menggoyangkan perutnya
Kami meronta-ronta dan merintih
Menggoreskan kabar kelam dalam hati
Tak banyak mahkluk-Mu yang sadar
Bahkan mereka masih tetap melawan-Mu
Tuhan…
Saat kerlip bintang menghampiriku
Melihat mereka yang menangis
Mereka yang tak berdaya di tengah kemarahan alam
Tuhan…
Ketika aku bersimpuh menghadap
-Mu
Memohon belas dan ampuanan-Mu
Kuberharap hentikan amarah-Mu
Karena kami membutuhkan bantuan-Mu



Tanpamu

Kau biarkan aku meniti jalan sendirian
Kau biarkan malamku tak lagi indah dengan tawa riangmu
Kau biarkan sepiku kian terasa mengigit
Kau biarkan renjana hatiku kian berkelok
Kau biarkan anganku menggapaimu lagi

Tak akan pernah ada pinang di belah dua
Tak akan ada lagi yang seperti dirimu

Harus kuterima garis yang terlempar
Harus kudekap mimpi yang tak akan terbayang
Harus kurengkuh bahagia yang lain

Karena...
Kepastian hanya nyata bila sudah terlewat
Tak bisa diangankan dan direncanakan



Puisi Tanpa Judul

Kutorehkan tinta di atas kertas
Membiarkannya menari
Menuangkan segala yang ada difikiranku
Tentang dirimu

Saat fajar menyapa
Di pagi yang indah ini
Anganpun melayang
Mencari kata indah tuk dirimu
Membuat kalimat
Membentuk bait
Menjadi puisi
Puisi tanpa judul
Bertemakan dirimu
Mewakili sejuta rasaku padamu
Berharap kau mengerti
Dan slalu jadi lentera di hatiku


Maziyyatul Mufiedah, yang biasa di panggil Fida, lahir di banjarnegara, 10 Maret 2000, siswi kelas VII SMP 1 Wanadadi 12/13,  Ia tinggal di Lengkong, Rt 02/04. Hobinya membaca, dia juga gemar menonton film, dan suka pancak silat.

Monday, April 15, 2013

Alam Desaku (Petualanganku)



Alam Desaku
       


“Pada berisik terus loh!’”kataku dalam hati. Ketiga keponakanku memang anak yang aktif. Aku lihat jam di dinding yang tergantung,”Wah, baru jam setengah dua. Aku kira tidurku sudah lama, ternyata baru stengah jam.” gumamku dalam hati. Mereka benar-benar mengganggu tidurku!

        Akhirnya aku keluar, aku merasa ingin merefresskan badan dan oto-otot yang masih terasa capek yang seharian aku membantu pamanku memoton kambing untuk kekahan istrinya. ”Bersepeda, smabil lihat-lihat alam yang terhampar luas di sebelah timur desaku kayaknya enak.” pikirku. Aku mulai menaiki sepeda yang berada di depan rumahku. Ku kayuh sepeda ontel kesayanganku. Ku sapa setiap orang yang aku jumpai di pinggir jalan desaku.  Merekapun membalas dengan senyuman yang ringan. Ku kayuh terus sepeda ontelku sambil menikmati udara yang segar siang hari. Sesampainya di ujung timur desaku, aku melihat-lihat sekeliling pemandangan di sekitar. Maha Besar Allah yang menciptakan segalanya, dalam pikirku. Aku tatap sawah-sawah, perbukitan, langit, dan air yang mengalir dengan tenangnya di irigasi. Aku duduk di dekat sawah sambil melihat alam sekitar. Allah menciptakan dengan sangat teratur,”Subhanallah.” Dalam hatiku.” Allah menciptakan alam ini, dan bumi ini untuk berpijak para manusia. Engkau memberikan segalanya sesuai kebutuhan manusia.”
        Bukit-bukit terlihat terbentang  memanjang dari kejauhan mata memandang, pohon-pohon tinggi seperti menyentuh langit, dan langit yang indah berwarna biru di atas tanpa cacat sedikit pun. Subhanallah! Aku sangat kagum dengan semua ciptaan-Nya. Aku melihat rumput yang berada di dekatku, dalam pikirku mengapa daun itu berwarna hijau? Daun memang sebuah materi yang terdiri dari partikel-partikel yang amat kecil. Pertikel-partikel yang tersusun, saling berkaitan erat, yang juga di atur oleh-Nya, mereka tunduk atas segala perintah-Nya. Maha besar