Tuesday, July 23, 2013

'Amr bin 'Ash ra (Tokoh teladan)



'Amr bin 'Ash ra
                             ( Pembebas Mesir Dari Cengkeraman Romawi )

Ada tiga orang gembong Quraisy yang amat menyusahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam disebabkan sengitnya perlawanan mereka terhadap da'wahnya dan siksaan mereka terhadap shahabatnya.  Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu berdo'a dan memohon kepada Tuhannya agar menurunkan adzabnya pada mereka. Tiba-tiba sementara ia berdo'a dan memohon itu, turunlah wahyu atas kalbunya berupa ayat yang mulia ini:
”Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.” (Q.S. 3 Ali Imran: 128)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memahami bahwa maksud ayat itu ialah menyuruhnya agar menghentikan do'a untuk menyiksa mereka serta menyerahkan urusan mereka kepada Allah semata. Kemungkinan, mereka tetap berada dalam keaniayaan hingga akan menerima adzab-Nya. Atau mereka bertaubat dan Allah menerima taubat mereka hingga akan mempereroleh rahmat karunia-Nya. Maka 'Amr bin 'Ash adalah salah satu dari ketiga orang tersebut. Allah memilihkan bagi mereka jalan untuk bertaubat dan menerima rahmat, maka ditunjukiNya mereka jalan untuk menganut Islam, dan 'Amr bin 'Ash pun beralih rupa menjadi seorang Muslim pejuang, dan salah seorang panglima yang gagah berani. Dan bagaimana pun juga sebagian dari pendiriannya yang arah pandangannya tak dapat kita terima, namun peranannya sebagai seorang shahabat yang mulia, yang telah memberi dan berbuat jasa, berjuang dan berusaha, akan selalu membuka mata dan hati kita terhadap dirinya.
Dan di sini di bumi Mesir sendiri, orang-orang yang memandang Islam itu adalah Agama yang lurus dan mulia, dan melihat pada diri Rasulnya shallallahu 'alaihi wasallam rahmat dan ni'mat serta karunia, serta penyampai kebenaran utama, yang menyeru kepada Allah berdasarkan pemikiran dan mengilhami kehidupan ini dengan sebagian besar dari kebenaran dan ketaqwaan, orang-orang yang beriman itu akan memendam rasa cinta kasih kepada laki-laki, yang oleh taqdir dijadikan alat-alat bagaimanapun untuk memberikan Islam ke haribaan Mesir, dan menyerahkan Mesir ke pangkuan Islam. Maka alangkah tinggi nilai hadiah itu, dan alangkah besar jasa Pemberinya. Sementara laki-laki yang menjadi taqdir dan dicintai oleh mereka itu, itulah dia 'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu.
Para muarrikh atau ahli-ahli sejarah biasa menggelari 'Amr radhiyallahu 'anhu dengan "Penakluk Mesir". Tetapi, menurut kita gelar ini tidaklah tepat dan bukan pada tempatnya. Mungkin gelar yang paling tepat untuk 'Amr radhiyallahu 'anhu ini dengan memanggilnya "Pembebas Mesir". Islam membuka negeri itu bukanlah menurut pengertian yang lazim digunakan di masa modern ini, tetapi maksudnya tiada lain ialah membebaskannya dari cengkraman dua kerajaan besar yang menimpakan kepada negeri ini serta rakyatnya perbudakan dan penindasan yang dahsyat, yaitu imperium Persi dan Romawi.
Mesir sendiri, ketika pasukan perintis tentara Islam memasuki wilayahnya, merupakan jajahan dari Romawi, sementara perjuangan penduduk untuk menentangnya tidak membuahkan hasil apa-apa. Maka tatkala dari tapal batas kerajaan-kerajaan itu bergema suara takbir dari pasukan-pasukan yang beriman: "Allahu Akbar, Allahu Akbar", mereka pun dengan berduyun-duyun segera menuju fajar yang baru terbit itu lalu memeluk Agama Islam yang dengannya mereka menemukan kebebasan mereka dari kekuasaan kisra maupun kaisar.  Jika demikian halnya, 'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu bersama anak buahnya tidaklah menaklukkan Mesir! Mereka hanyalah merintis serta membuka jalan bagi Mesir agar dapat mencapai tujuannya dengan kebenaran dan mengikat norma dan peraturan-peraturannya dengan keadilan, serta menempatkan diri dan hakikatnya dalam cahaya kalimat-kalimat Ilahi dan dalam prinsip-prinsip Islami.  'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu, amat berharap sekali akan dapat menghindarkan penduduk Mesir dan orang-orang Kopti dari peperang agar pertempuran terbatas antaranya dengan tentara Romawi saja, yang telah menduduki negeri orang secara tidak sah, dan mencuri harta penduduk dengan sewenang-wenang.
Oleh sebab itulah kita dapati ia berbicara ketika itu kepada pemuka-pemuka golongan Nasrani dan uskup-uskup besar mereka, katanya: "Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam membawa kebenaran dan menitahkan kebenaran itu, dan sesungguhnya beliau shallallahu 'alaihi wasallam telah menunaikan tugas risalahnya kemudian berpulang setelah meninggalkan kami di jalan lurus terang benderang.  Di antara perintah-perintah yang disampaikannya kepada kami ialah memberikan kemudahan bagi manusia. Maka kami menyeru kalian kepada Islam. Barang siapa yang memenuhi seruan kami, maka ia termasuk golongan kami, beroleh hak seperti hak-hak kami dan memikul kewajiban seperti kewajiban-kewajiban kami .... dan barang siapa yang tidak memenuhi seruan kami itu, kami tawarkan membayar pajak, dan kami berikan padanya keamanan serta perlindungan. Dan sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kami telah memberitakan bahwa Mesir akan menjadi tanggung jawab kami untuk membebaskannya dari penjajah, dan diwasiatkannya kepada kami agar berlaku baik terhadap penduduknya, sabdanya: - "Sepeninggalku nanti, Mesir, menjadi kewajiban kalian untuk membebaskannya, maka perlakukanlah penduduknya dengan baik, karena mereka masih mempunyai ikatan dan hubungan kekeluargaan dengan kita.” (HR. Muslim) 
Maka jika kalian memenuhi seruan kami ini, hubungan kita semakin kuat dan bertambah erat.
'Amr radhiyallahu 'anhu menyudahi ucapannya, dan sebagian uskup dan pendeta menyerukan: "Sesungguhnya hubungan silaturrahmi yang diwasiatkan Nabimu shallallahu 'alaihi wasallam itu adalah suatu pendekatan dengan pandangan jauh, yang tak mungkin disuruh hubungkan kecuali oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Percakapan ini merupakan permulaan yang baik untuk tercapainya saling pengertian yang diharapkan antara 'Amr radhiyallahu 'anhu dan orang Kopti penduduk Mesir, walau panglima-panglima Romawi berusaha untuk menggagalkannya. 'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu tidaklah termasuk angkatan pertama yang masuk Islam. Ia baru masuk Islam bersama Khalid bin Walid radhiyallahu 'anhu tidak lama sebelum dibebaskannya kota Mekah. Anehnya keislamannya itu diawali dengan bimbingan Negus raja Habsyi. Sebabnya ialah karena Negus ini kenal dan menaruh rasa hormat terhadap 'Amr radhiyallahu 'anhu yang sering bolak-balik ke Habsyi dan mempersembahkan barang-barang berharga sebagai hadiah bagi raja .... Di waktu kunjungannya yang terakhir ke negeri itu, tersebutlah berita munculnya Rasul yang menyebarkan tauhid dan akhlaq mulia di tanah Arab.
Hadits tersebut memberi petunjuk bahwa orang-orang Kopti di Mesir merupakan paman-paman dari Ismail shallallahu 'alaihi wasallam. Karena ibunda Ismail Siti Hajar seorang wanita warga Mesir, diambil oleh Ibrahim shallallahu 'alaihi wasallam. menjadi isterinya, sewaktu ia datang ke Mesir dan diberi hadiah oleh Fir'aun dan kemudian melahirkan Ismail 'alaihissalam. Maharaja Habsyi itu menanyakan kepada 'Amr radhiyallahu 'anhu kenapa ia tak hendak beriman dan mengikutinya, padahal orang itu benar-benar utusan Allah? "Benarkah begitu?" tanya 'Amr radhiyallahu 'anhu kepada Negus. "Benar", ujar Negus, "Turutlah petunjukku, hai 'Amr dan ikutilah dia ! Sungguh dan demi Allah, ia adalah di atas kebenaran dan akan mengalahkan orang-orang yang menentangnya.
Secepatnya 'Amr radhiyallahu 'anhu terjun mengarungi lautan kembali ke kampung halamannya, lalu mengarahkan langkahnya menuju Madinah untuk menyerahkan diri kepada Allah Robbul'alamin. Dalam perjalanan ke Madinah itu ia bertemu dengan Khalid bin Walid radhiyallahu 'anhu dan Utsman bin Thalhah, yang juga datang dari Mekah dengan maksud hendak bai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Demi Rasul shallallahu 'alaihi wasallam melihat ketiga orang itu datang, wajahnya pun berseri-seri, lalu katanya pada shahabat-shahabatnya : "Mekah telah melepas jantung-jantung hatinya kepada kita. Mula-mula tampil Khalid radhiyallahu 'anhu dan mengangkat bai'at. Kemudian

Sunday, July 14, 2013

Seekor Ikan Mas dan seekor Burung Elang (Dongeng)



Seekor Ikan Mas dan seekor Burung Elang
          Angin berhembus lembut menyapu dedaunan kering di bibir sungai. Sore yang indah nan cerah. Cahaya oranye menghiasi langit, pemandangan yang indah.
Namun dataran sungai yang hampir mengering menjadi pemandangan yang melas.
 Terlihatlah seekor burung membumbung tinggi di langit. Burung Elang yang sedang mencari mangsa. Melirik kebawah, mengawasi daratan dan perariran sungai yang hampir kering itu. Dengan penglihatan yang tajam, yang selalu waspada akan pergerakan mangsanya di bawah. 
Tiba-tiba Ia meluncur kebawah dengan cepat. Meluncur bagai roket, namun kearah bawah.  Ia melihat seekor ikan terdampar di bibir sungai. Seekor Ikan mas yang sedang mencari perarian yang lebih dalam. Dan hap. Cengkraman cakar dengan kuku yang tajam mendarat di tubuh ikan mas. Ikan mas itu tiba-tiba menjerit karena kagetnya,
“Tolong, tolong! Jangan bunuh aku, aku masih ingin hidup.”
Sang Elang menjawab dengan nada dingin,
“Aku lapar.” katanya. “sudah beberapa hari aku tak mendapat makan.”
Sang ikan pun menangis. Kemudian Ia mlantunkan dengan lembut kata sedih.
“Oh, alangkah buruknya nasibku. Penderitaan inikah yang akan menutup akhir riwayatku. Oh Tuhan, jika ini caraku mati, kuikhlaskan atas takdir-Mu. Dan terima kasih telah memberiku kesempatan hidup di dunia ini. Dan terima kasih juga atas segala nikmat-Mu yang Engkau berikan padaku.”
Dalam terbangya, sang Elang yang mendengar rintihan Ikan mas itu. Ia merasa iba. Sang Elang tiba-tiba membelokan arah terbangya yang tadi akan hinggap kepohon. Ia terbang sambil melirik kebawah. Entah kemana yang akan di tuju. mungkin akan menyantapnya di tempat yang lebih nyaman.
Suasana hening. Hanya terdengar sayup angin yang menghembus menerpa keduanya. Ikan mas itu terdiam, ia sudah pasrah. Cengkraman yang kuat yang tidak memungkinkan dapat lolos.
“Mau di makan dimanakah aku?” kata Ikan mas memecah keheningan.
Sang Elang masih diam, tak merespon pertanyaannya.
“Baiklah.” kata Ikan mas.
Ya, itu danau. Airnya pun melimpah, tidak seperti sungai tadi yang hampir mengering. Kata-kata yang terlintas saat melihat sebuah danau yang luas di tengah hutan. Disampingnya ada sungai, jaraknya sekitar lima puluh meter.  Namun sungai itu pun hampir mengering. Ia melihat ada makanan. Ia berniat membebaskan Ikan mas itu. Ia baru pertama kali merasa tak tega memakan mangsanya ini. Ia teringat sesuatu saat ikan mas yang dicengkranmnya merintih, dan mencurahkankan perasaannya pada Tuhan.
Sang Elang merenung. Andai saja engkau tak merintihkan perasaanmu pada Allah, aku mungkin sudah memakanmu. Dengan rintihanmu aku teringat sesuatu. “Allah akan menolong kamu apabila kamu menolong orang lain.” Ya, dan aku yakin pasti Allah akan menolongku. Dan benar, aku melihat makanan di sungai yang kering itu, Dia menggantikan dengan yang lebih baik. Alhamdulliah.
“Berbahagialah di danau itu sahabat.” kata Elang sambil melepaskan ikan itu. “Aku tak jadi memakanmu, aku melihat makanan di sungai dekat danau ini. Terimakasih atas kaka-katamu.”
“Sungguh.” kata ikan mas itu. “Terimakasih atas kebaikanmu, semoga Allah membalas kebaikanmu.”
Sang Elang langsung terbang lagi tanpa mengucapkan sepatah kata lagi kepada Ikan mas itu. Ikan mas itu merasa senang masih di berikan hidup lagi. Ia berenang kesana kemari. Danau yang luas, seperti surga bagi Ikan mas itu.
“Alhamdulillah.” do’a Ikan mas itu.
Mengapa ia melepaskanku? Ada makana katanya? Ia memanggilku sahabat? Semua pertanyaan itu berputar di kepalanya. Seolah tak percaya atas semua ini.
“Semoga Allah selalu bersamamu sahabat.” Katanya dalam hati. “Aminn..”

Thursday, July 4, 2013

Kata Mutiara (Penggugah hati dari sahabat)


Penggugah hati dari sahabat
Asalamu’alaikum wr. wb
Dua penyakit hati yang parah, yaitu:
·        Sombong
Disebabkan oleh tiga hal, ialah : karenajabatan, harta, dan kecerdasan.
·        Iri.
Perbuatan tidak senang jika saudaramuslim mendapat rizki.
 Dua hal tadi dapat menyebabkan amalan baik kita akan berkurang, bahkan hilang. Mulai saat ini mari kita coba hilangkan!
Semoga bermanfaat.
Wiwit, 10 Maret 2013
08:50 am
Bunga memang tak akan selamanya mekar, dan tak akan selamanya tebarkan aroma mewangi. Karena setegak apapun tangkai menyangga, dan sekuat apapun kelopak menahan tak akan pernah bisa menahan hembusan angin yang akan menggugurkan mahkota bunga.
Begitupun cinta, sekuat apapun hati mencoba menahan, dan menjaga cinta agar selalu bersama kita. Akan tetapi, jika tuhan tidak mengiszinkan, maka cinta itupu akan pergi meninggalkan kita tanpa kita sadari.
Fajar, April 2013
11:22 am  
Rosulullah Saw. bersabda, “tidaklah seorang muslim berdo’a kepada Allahynag didalamnya tidak ada unsur dosadan pemutusan hubungankeluarga, kecuali Allah pasti akan memberi salah satu dari tiga hal, pertama, do’anya segera dikabulkan, kedua, dia menyimpannya di akherat untuknya, ketiga, Allah menghindarkan kejelekan orang tersebut yang sebanding. Mereka (para Sahabat bekata), “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Rosulullah bersabda, “Allahlebih banyak mengabulkannya.” (HR Tirmidzi dan Ahmad)
Julianto, 15 April 2013
08:05 pm
Amalan yang dapat membeningkan hati : Dzikrullah dan membaca Al-Qur’an, iztighfaf, berdo’a, shalawat kepada Nabi Saw. dan shalat malam.
KUNCI meraih SYURGA DI DUNIA, SEBELUM SYURGA DI AKHERAT :Sungguh- sungguh takwa  pada Allah, baik sangka atas takdir Allah, sibuk bermuhasabah/koreksi diri dan tidak berbuat dosa.
Julianto, 22 februari 2013
01:04 pm
“jika kalian memiliki hajat,maka perbanyaklah mengingat Allah dari pada mengingat-ingat yang kalian hajatkan.” (Habib Munzir)
Nuning, 31 januari 2013
08:31 pm
“Tidaklah suatu musibah menimpa orang, melainkan denganya Allah (akan menghapuskan dosa-dosanya) walaupun tertusuk duri.” (HR Bukhori)
Arif triyono, 17 januari 2013
07:36 pm
Saudara/i yang dimuliakan Allah Azza wa Jalla, ketahuilah bahwa sebaik-baik ciptaan Allah adalah Sayidina Muhammad Saw.. ketahuilah bahwa Nabiyullah Muhammad Saw. bukanlah pribadiyang suka membalas kejahatan dengan kejahatan, justru beliau menmbalas kejahatan itu dengan kelembutan, senyum, dan akhlak yang luar biasa lembut, mengungguli makhluk ciptaan Allah lainya.
Mari bershalawat untuk beliau, “Allahumashali wa salim ‘ala habibika sayidana Muhammad.”
Julianto,15 januari2013
07:09 pm
Dari semua ilmu, Al-QUR’AN-lah yang paling sempurna dan paling utama. Jika kita mempelajari Al-Qur’an dan berinteraksi denganya, sejatinya kita sedang mengambil jalan kemuliaan dihadapan Allah Sang Pemilik Ilmu.
Julianto, 11 januari 2013
01:29  pm
Rosulullah Saw. bersabd : “Janganlah kalian minum sambil berdiri, jika lupa maka muntahkanlah air yang telah kamu minum.” (HR. muslim)
Arif Triyono, 12 januari 2013
07:37 pm
“Di setiap persendian dan ruas jari seseorang ada kewajiban untuk disedekahi. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setip tskbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan adalah