Monday, February 16, 2015

Cerpen (KEIKHLASAN)



KEIKHLASAN
Panas begitu terasa menyengat. Seorang Pemuda berjalan menuju rumah seorang yang begitu ia sayangi. Rumah yang akan dikunjungi Si Pemuda itu berada dekat dengan persawahan, sekitar lima meter dari pemukiman warga. Sehingga suasana begitu alami. Terlihat di balai rumah itu seorang pria yang telah lanjut usia.
          “Assalamu’alaikum.” sapa  Si Pemuda.
          “Wa’alaikum salam Nak.” jawab PakTua begitu ramah. Mereka berdua sudah saling kenal dan begitu akrab. “Silahkan duduk Nak.”
          Si Pemuda berjalan mendekati Pak Tua itu yang sedang duduk di balai rumahnya. Kemudian Si Pemuda duduk disampingnya.
          “Gerangan apakah yang membuatmu kesini Nak?” tanya Pak Tua.
          Si Pemuda tersenyum sungging, “Sebuah prtanyaan Mbah.”
          Suasana kemudian hening sejenak. Mereka masuk kedalam pekirannya masing-masing sambil menatap pemandangan sekitar.
          “Hemmm…” Pak Tua memecah keheningan. “Sebutkan.”
          “Bagaimana agar aku bersedekah bisa ikhlas?” tanyanya sambil menatap wajah Pak Tua.
          Suasana pun kembali haening. Bahkan lebih lama dari yang tadi. Kemudian Pak Tua itu bejalan keluar dari balai rumahnya. Berjalan mengelilingi halaman rumahnya. Tak lama Pak Tua itu berhenti di samping pohon pisang miliknya. Pak Tua berdiri tegap sambil mengankat tangan, isarat untuk Si Pemuda mendekatinya.
          Si Pemuda berjalan menghampiri, “Ada apa Mbah?”
          “Apa kau tahu ini apa?” tanya Pak Tua sambil mengarahkan jari telunjuknya kebawah.
          “Kalau tidak salah itu kotoran ayam.” jawab Si Pemuda sambil mengamatinya.
          Keadaan hening kembali. Si Pemuda merasa bingung dengan semua ini. Ia ingin bertanya namun tak berani. Apa maksud dari semua ini. Kata dalam hati Si Pemuda. Di lain sisi Pak Tua itu tersenyum melihat mimik wajah Si Pemuda. Mungkin ia bingung, sangat bingung malah.
          “Sudah kau temukan Nak?”
          Si Pemuda masih memikirkannya, “Belum.”
          “Mari kebalai rumah lagi.” ajak Pak Tua.
          Sesampainya,
          “Itulah keikhlasan.” Pak Tua mulai menjelaskan maksudnya. “Jika engkau ingin bersedekah dengan ikhlas umpamakan apa yang kau sedekahkan itu kotoran. Mengapa? Karena dengan begitu engkau tak memikirkan lagi. Karena pada hakikatnya sedekah itu membersihkan rizki yang tela dikaruniakan Allah pada hamba-Nya. Dan rizki yang dikaruniakan-Nya ada hak yang bukan milikmu…
          “Dengan engkau bersedekah, berarti engkau telah memberikan hak yang bukan milikmu, begitupun membersihkan rizki yang telah engkau dapat. Dan perumpamaan tadi adalah sarana untuk melatih keikhlasan, tapi bukan dengan menyedekahkan seseuatu yang jelek.”
          Mereka berdua tertawa. Si pemuda puas dengan jawaban Pak Tua itu.
          “Ingat! Yang tadi hanya perumpamaan untuk melatih keikhlasan.” kata Pak Tua. “Itu hanya satu dari banyak cara. Namun mudah-mudahan dengan yang ini engkau paham Nak.”
          Mereka pun senyum, menandakan kepuasan di masing-masing perasaan. Pak Tua telah memberikan sesuatu yang bermanfaat, dan Si Pemuda juga mendapatkan jawabanya. Si Pemuda itu manggut-manggut. Terasa bahagia setelah yang mengganjal hatinya terjawab.

Wednesday, January 14, 2015

Kehidupan Semut (Artikel bagian -2)



Semut dalam kebudayaan manusia

Pandangan semut dalam Islam
Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, ‘Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari’.” (An-Naml 27: 18)
Sobat kreatif sering mendengar cerita tentang nabi Sulaiman as. dengan bala tentaranya yang juga diabadikan dalamAl quran, dan di baca oleh semua muslimin hingga hari kiamat. Ayat di atas menerangkan, semut memiliki seorang pemimpin yang punya kepedulian sosial tinggi untuk menyelamatkan rakyatnya dari bahaya. Ia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri ketika ada bahaya mendekati koloninya. Ayat tersebut juga menjelaskan, hewan ini memiliki ketajaman indera dan sikapnya yang sangat hati-hati, terutama terhadap bahaya. Tidak hanya itu, etos kerjanya juga sangat tinggi. Dengan kesabaran dan kekompakannya, mereka bisa membangun sarang yang besar dan kuat sebagai tempat perlindungan dari mara bahaya. Ini mereka lakukan sepanjang hari dan malam, kecuali malam-malam gelap saat bulan tidak memancarkan sinarnya.
Solidaritas yang terbangun dalam koloni ini juga tinggi. Bila salah satu dari mereka menemukan makanan, ia akan minta tolong teman-temannya membawa makanan tersebut ke sarangnya. Bahkan menurut Ibnul Qayyim dalam kitabnya Syifa’ul ‘Alil fii Masa’il al-Qodho’ wal Qodar wal Hikmah wat Ta’lil, ia memanggil teman-temannya hingga tiga kali. Jumlah semut yang berkumpul bergantung pada besar dan kualitas makanan tersebut. 

Yang unik bila makanan itu berupa biji-bijian, mereka akan memecah belah. Mutawalli Sya’rawi dalam tafsirnya menulis, “Ini merupakan suatu keajaiban dimana Anda akan menemukan dalam sarang semut beberapa biji-bijian yang telah terbelah-belah agar tidak tumbuh. Para ilmuwan menemukan ada satu biji yang dibelah empat yaitu biji ketumbar. Kalau biji ketumbar ini dibelah dua, maka setiap bagian masih bisa tumbuh, akan tetapi semut-semut tersebut membelah biji ketumbar menjadi empat bagian agar tidak bisa tumbuh. Karena jika biji tersebut tumbuh, ia akan menutup sarang mereka. Oleh sebab itulah, semut menyimpan biji-bijian tersebut sampai mereka bisa memakannya pada saat musim dingin tiba. Maha Suci Allah yang telah memberikan pengetahuan ini pada semut-semut tersebut,” (Tafsir Sya’rawi tentang surat An-Naml: 18 )
Bila makanan sudah di dapat, mereka akan membaginya secara adil sesuai dengan fungsi masing-masing. Menariknya, mereka bekerja secara sistematis dalam menyelesaikan masalah. Dengan kemurahan hati, mereka tidak pernah berebut dan merasa yang paling berhak di banding lainnya. Ketika Ibnu Taimiyah mendapat cerita dari Ibnu Qoyyim mengenai kehidupan semut, ia berkata, “Sesungguhnya semut diciptakan Allah dengan watak jujur dan mencela kebohongan.” (Kitab Syifa’ul ‘Alil)
Bahkan dalam sebuah Hadits disebutkan, koloni hewan ini juga merupakan umat yang selalu bertasbih kepada Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada semut yang menggigit seorang Nabi dari Nabi-nabi terdahulu, lalu Nabi itu memerintahkan agar membakar sarang semut-semut itu. Maka kemudian Allah mewahyukan kepadanya, firman-Nya: “Hanya karena gigitan seekor semut, maka kamu telah membakar suatu kaum yang bertasbih”.(HR Bukhari)

Berguru Pada Semut
Segerombolan semut bergotong-royong memikul bangkai seekor ulat yang ukuran tubuhnya jauh lebih besar beberapa kali lipat diabandingkan ukuran seekor semut. Awalnya ada seekor semut yang menyimpang dari jalur yang biasanya dilewati teman-temannya dan menemukan bangkai ulat. Kemudian ia mencoba untuk menarik ulat dengan cara menggigit ujung perutnya. Berkali-kali dia mencoba dan bangkai ulat tersebut tidak bergeming sedikit pun. Tiba-tiba, ia melepaskan gigitannya dan masuk kembali dalam barisan. Tidak lama kemudian terlihat beberapa ekor semut mulai menyimpang dari jalur utama dan menuju ke arah bangkai ulat. Mereka bersama-sama membawa ulat ke dalam barisan. Ketika masuk dalam jalur utama, terlihat beberapa semut mulai berhenti dan ikut menggigit bangkai ulat tersebut dan dibawa ke dalam sarang.
Menurutku saya, semut juga cerdas. Mereka juga tahu apa artinya bekerja sama secara sinergis dalam sebuah team yang solid untuk mencapai sebuah tujuan. Mereka menyadari kekecilan dan keterbatasan tubuh mereka, sehingga salah satu cara untuk bertahan hidup adalah membangun sebuah koloni dengan struktur kepemimpinan yang jelas. Ada yang menjadi ratu atau pemimpin dan ada juga yang menjadi prajurit dan pekerja. Semuanya bekerja sama dan bertanggung jawab sesuai tugas dan porsinya masing-masing. Jiwa sosial semut juga sangat tinggi dan mereka juga solider dengan sesamanya, sehingga bangkai seekor ulat yang ditemukan rekannya, tidak dibiarkan digotong sendiri.
Tanpa kerja sama sebagai team yang solid, tidak mungkin bangkai seekor ulat bisa digotong ke dalam sarang. Dan mereka bisa berpesta malam ini. Dan hebatnya karakter semut dapat dijadikan pedoman untuk kita bekerja. Memang filosofi itu sangat sederhana, namun jika sobat kreatif dapat menerapkannya, hal ini akan menjadi pekerja handal yang luar biasa. So, simak filosofi semut yang hebat berikut ini :
Bertegur sapa
Pernahkah sobat kreatif perhatikan ketika sekumpulan semut menggesekkan antenanya ketika bertemu ? Ya, itulah salah satu kebiasaan semut ketika bertemu teman sesama koloninya. Hal ini mereka lakukan untuk memastikan apakah semut lain yang mereka temui merupakan anggota dari koloni mereka. Kebiasaan inilah yang mungkin sudah hilang dalam kehiduan kita sehari-hari. Jangankan saling “berjabat tangan” seperti semut, kebiasaan mengucapkan salam ketika bertemu seseorang pun sudah mulai hilang dari keseharian kita. Bagaimana dengan sobat kreatif sendiri, apakah demikian?
Semut selalu bekerjasama.
Semut adalah binatang yang sangat rajin. Kita tidak akan pernah melihat semut yang bengong sendirian. Kalau ada semut yang tidak bergerak, bisa dipastikan itu adalah semut mati. Semut adalah binatang yang rajin dan selalu bergerak ke sana ke mari untuk bekerja. Tak heran kalau semut tak pernah mati kelaparan. Coba sobat kreatif perhatikan cara kerja semut, mulai dari mengangkat sebutir nasi sampai memakannya. Mereka selalu bekerja sama. Sebutir nasi yang cukup berat bagi semut, diangkat beramai-ramai ke tempat mereka. Begitu seterusnya hingga butiran nasi yang mereka angkut mencukupi kebutuhan makan mereka. Kemudian mereka akan menyantapnya pula bersama-sama.
Semut adalah binatang yang mandiri dan bertanggung jawab atas diri sendiri. Amsal 6:7 menulis, biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya, atau penguasanya... Meski tidak ada yang mengawasi, semut akan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Bukankah kita yang hanya bekerja kalau diawasi atasan atau bos harusnya malu melihat kenyataan ini? Kerjasama dan kekompakan para semut bisa Anda jadikan teladan. Misalnya, saat rekan kerja Anda kesulitan, apa salahnya Anda membantu. Toh hasilnya bukan untuk kepentingan pribadi namun demi kepentingan kelompok atau bersama. Apakah kita juga bekerja dengan rajin seperti semut.
Semut saling peduli.
Semut adalah tim yang luar biasa. Mereka sangat ahli dalam menyampaikan informasi, sehingga tak perlu heran kalau dimana ada satu makanan, ribuan semut tiba-tiba sudah mengerumuninya. Semut punya tim yang hebat, sehingga dengan kerja sama yang baik, mereka bahkan bisa mengangkat makanan yang beratnya berkali lipat dari berat badannya. Dan coba ambilah sedikit waktu untuk memperhatikan aktivitas semut dengan lebih detail lagi. Kebiasaan semut yang saling bersentuhan (mungkin dalam bangsa manusia, menegur atau bersalaman) jika bertemu, menandakan bahwa bangsa semut memiliki kepedulian dan keakraban yang tinggi.
Mereka merasa bahwa tidak ada yang berbeda di antara mereka. Dalam dunia kerja, sentuhan yang berarti ‘care’ memberi arti tersendiri bagi karyawan. Bayangkan, apa jadinya jika di lingkungan kerja Anda, sudah tidak saling peduli? Sangat menyiksa bukan..? So, sikap ini dapat ditumbuhkan untuk menjaga kekompakan dan menumbuhkan iklim kerja yang kondusif. . Adakah kita bisa belajar dari semut tentang membangun tim yang sukses dengan kerukunan?
 Melindungi yang lemah
Kasta prajurit merupakan kasta yang memiliki ukuran tubuh terbesar. Tugas mereka didalam koloni adalah untuk melindungi koloni dari serangan musuh serta mengawasi tugas kasta pekerja dalam mencari makanan untuk koloni. Mereka dengan gagahnya berdiri di garis depan jika ada musuh yang menyerang koloni mereka. Kasta prajurit memiliki lapisan kulit yang lebih tebal dan racun di bagian mulutnya sehingga lebih kuat dari kasta pekerja yang memiliki kulit yang lebih tipis karena tidak mengalami penebalan lapisan kutikula. Hal seperti ini pun sudah jarang kita temui dalam kehidupan kita. Orang yang lemah makin ditindas sedangkan orang yang kuat selalu berkuasa. Tidak ada rasa saling melindungi dan membantu terhadap sesama. Yang ada sekarang hanyalah prioritas yang tinggi terhadap kekayaan dan kekuasaan. Tidak heran mengapa penduduk miskin di sekitar kita terus bertambah karena tidak merasa dilindungi haknya oleh orang yang lebih kuat kedudukannya secara sosial.
Semut tidak pernah menyerah.
Semut adalah binatang yang tak pernah menyerah. Tak kenal menyerah adalah sifat khas semut. Kalau tidak percaya, lakukanlah percobaan ini. Tangkaplah seekor semut, lalu cobalah untuk meletakkan sesuatu untuk merintangi langkahnya. Saat melihat jalan di depannya ada hambatan, semua tidak akan duduk termenung, meratapi nasib yang malang dan pulang dengan rasa kecewa. Semut akan berusaha dengan segala cara untuk melewati hambatan itu. Bisa lewat atas, lewat bawah, lewat jalan memutar, bahkan kalau perlu bersama dengan semut-semut yang lain akan memindahkan rintangan tersebut!Bila Anda menghalang-halangi dan berusaha menghentikan langkah para semut, mereka selalu akan mencari selalu jalan lain. Suatu filosofi yang bagus, bukan? Jangan sekali-kali sobat kreatif menyerah untuk menemukan jalan menuju tujuan?
Dalam dongeng binatang, semut selalu bisa mengalahkan gajah yang ukuran tubuhnya beratus kali lipat besar tubuhnya. Ini menandakan adanya kekuatan psikis yang bisa mengalahkan kekuatan fisik. Dongeng bukan sekedar dongeng, karena jika kita perhatikan dalam kehidupan nyata, kekuatan semut itu memang ada dan bisa kita rasakan. Semut mungkin bukan tipe makhluk yang manja dan pemilih. Bila dipersonifikasi, ia termasuk kelompok yang berjiwa sosial tinggi. Senantiasa berbagi sekecil apapun rezeki yang didapat, pantang menyerah dalam mencari rezeki sekalipun harus bertaruh nyawa, bersikap ramah terhadap sesama, serta selalu bekerja sama dalam mengerjakan sesuatu. Prinsip hidup yang luar biasa. Mengajarkan kita tentang pentingnya teknik survival, interaksi sosial dan strategi dalam memanage hubungan sosial.

Semut menganggap semua musim panas sebagai musim dingin.
Semut dalam berbagai aktivitasnya dikendalikan ooleh suatu sinyal kimia yang biasa disebut feromon. Feromon merupakan hormon kimia yang hanya dihasilkan oleh ratu semut, untuk mengendalikan seluruh aktivitas koloni semut, seperti mengendalikan kasta pekerja dalam mencari makanan, memerintahkan kasta prajurit jika ada serangan yang datang, bahkan mengendalikan jumlah koloni. Ini adalah cara pandang yang penting. Anda tidak boleh menjadi begitu naif dengan menganggap musim panas akan berlangsung sepanjang waktu. Semut-semut mengumpulkan makanan musim dingin mereka di pertengahan musim panas. Karena sangat penting bagi kita untuk bersikap realitis. Di musim panas Anda harus memikirkan tentang halilintar. Anda seharusnya memikirkan badai sewaktu Anda menikmati pasir dan sinar matahari. Berpikirlah ke depan, seperti halnya ’sedia payung sebelum hujan’.

 Menyayangi keturunannya
Semut mempunyai kebiasaan yang cukup unik. Semut pekerja selain memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan makanan, mereka juga memiliki tugas dalam merawat telur semut hingga dewasa. Setiap hari telur-telur tersebut dirawat, dibersihkan, bahkan ketika menetas instar semut diberi makan. Begitu sayangnya mereka terhadap telur-telur dalam koloni ketika ada bahaya yang datang, hal pertama yang diselamatkan oleh semut pekerja adalah telur-telur koloni mereka dan dipindahkan ketempat yang lebih aman. Hal inilah yang perlahan mulai luntur dalam kehidupan kita. Tak jarang kasus-kasus pemerkosaan terhadap anak sendiri, pembunuhan orangtua terhadap anaknya, praktek aborsi yang dilakukan remaja-remaja kita, dan bahkan seorang anak yang tega membunuh orangtua mereka sendiri. Suatu perbuatan yang sangat menyimpang dari norma yang ada.
Semut menganggap semua musim dingin sebagai musim panas.
Ini juga penting. Selama musim dingin, semut mengingatkan dirinya sendiri, “Musim dingin takkan berlangsung selamanya. Segera kita akan melalui masa sulit ini.” Maka ketika hari pertama musim semi tiba, semut-semut keluar dari sarangnya. Dan bila cuaca kembali dingin, mereka masuk lagi ke dalam liangnya. Lalu, ketika hari pertama musim panas tiba, mereka segera keluar dari sarangnya. Mereka tak dapat menunggu untuk keluar dari sarang mereka.
Nah dengan uraian di atas mungkin sobat kreatif  bisa belajar dari para semut. Dengan demikian hidup kita akan terasa indah. Semua kegiatan semut memang sudah dicontohkan oleh manusia agung, yaitu Kanjeng Nabi Muhammad saw..  Namun semut layaknya binatang, ia tak dibekali akal, sedangkan manusia di anugrahi akal, yang semestinya harus lebih baik dari para semut. Semoga kita bisa menjadi insan yang baik.
Terimakasih, semoga bermanfaat.

Daftar pustaka
http://satriawinarah.wordpress.com/2011/06/19/semut-contoh-nyata-persatuan/
http://www.naqsdna.com/2011/08/berguru-pada-semut.html

Saturday, December 13, 2014

Kehidupan Semut (Artikel bagian -1 )





Kehidupan Semut


Pengertian Semut
            Semut adalah serangga anggota suku Formicidae, bangsa Hymenoptera. Semut memiliki lebih dari 12.000 jenis (spesies), sebagian besar hidup di kawasan tropika. Sebagian besar semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut per koloni. Anggota koloni terbagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga. Satu koloni dapat menguasai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut kadangkala disebut "superorganisme" karena koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.
Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif kecil, semut termasuk hewan terkuat di dunia. Semut jantan mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat badannya sendiri, dapat dibandingkan dengan gajah yang hanya mampu menopang beban dengan berat dua kali dari berat badannya sendiri. Semut hanya tersaingi oleh kumbang badak yang mampu menopang beban dengan berat 850 kali berat badannya sendiri. Semut, hewan yang berjalan dengan enam kaki ini sering kita jumpai, baik di dapur, lantai, dan lain-lain, terutama di tempat yang terdapat makanan yang berasa manis.


Tabel Klasifikasi

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
Filum
Kelas
Ordo
Upaordo
Superfamili
Famili
Formicidae

Jenis dan penyebaran

Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di beberapa tempat seperti di Islandia, Greenland, dan Hawai, mereka tidak menguasai daerah tesebut. Di saat jumlah mereka bertambah, mereka dapat membnetuk sekitar 15 - 20% jumlah biomassa hewan-hewan besar. Beberapa jenis semut sangat dikenal oleh manusia karena hidup bersama-sama dengan manusia, seperti semut hitam, semut besar, semut merah, semut api, dan semut rangrang. Rayap terkadang disebut semut putih namun sama sekali berbeda kelompok dari semut walaupun mereka memiliki struktur sosial yang sama.

Evolusi semut

Keluarga Formicidae adalah bagian dari ordo Hymenoptera, yang mencakup lebah dan tawon. Semut adalah keturunan dari generasi tawon Vespoidea. Analisis Filogenetik mengindikasikan bahwa semut telah berevolusi dari capung vespoid pada periode Kapur sekitar 120 juta sampai 170 juta tahun yang lalu. Setelah kemunculan tumbuhan Angiosperma sekitar 100 juta tahun yang lalu, mereka menganekaragamkan pengaruh ekolofi sekitar 60 juta tahun yang lalu.Beberapa dari periode Kapur adalah bentuk pertengahan dari semut dan tawon, dan ini menambahkan bukti bagi nenek moyang tawon. Seperti hewan berordo Hymenoptera lainnya, sistem genetika semut ditemukan di haplodiploidy.
Pada tahun 1966, E. O. Wilson, dkk. menemukan fosil semut dalam getah pohon (Sphecomyrma freyi) dari periode Kapur. Fosil ini terjebak di sebuah getah pohon di New Jersey dan telah berumur lebih dari 80 juta tahun. Fosil ini memberikan bukti terjelas tentang hubungan semut modern dan tawon non-sosial. Semut periode Kapur berbagi karakteristik semut modern dan tawon.
Selama periode Kapur, hanya sebagian kecil spesies yang berhasil menguasai daerah benua besar Laurasia (bagian utara). Mereka pun sangat langka dengan perbandingan jumlah sekitar 1% dari jenis serangga lainnya. Semut menjadi dominan setelah radiasi adaptif pada awal Period Tertiari. Jumlah spesies yang tersisa pada periode Kapur dan periode Ecocene, hanya 1 dari 10 genera yang punah sampai saat ini. 56% dari genera semut yang terdapat di fosil getah kayu di daerah Baltik (sejak Oligocene awal), dan sekitar 96% dari genera semut yang terdapat di fosil getah kayu di Dominika (sejak awal Miocene) masih bertahan hingga sekarang.

Morfologi

Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).

Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
Anatomi semut.
Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan.
Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya. Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan. Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Namun, setelah kawin betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap. Di bagian metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ reproduksi. Beberapa spesies semut juga memiliki sengat yang terhubung dengan semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya. Spesies semut seperti Formica yessensis memiliki kelenjar penghasil asam semut yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk pertahanan.

Perkembangbiakan semut

Kehidupan seekor semut dimulai dari sebuah telur. Jika telur telah dibuahi, semut yang ditetaskan betina (diploid); jika tidak jantan (haploid). Semut are holometabolism, yaitu tumbuh melalui metamorfosa yang lengkap, melewati tahap larva dan pupa (dengan pupa yang exarate) sebelum mereka menjadi dewasa. Tahap larva adalah tahap yang sangat rentan — lebih jelasnya larva semut tidak memiliki kaki sama sekali – dan tidak dapat menjaga diri sendiri. Perbedaan antara ratu dan pekerja (dimana sama-sama betina), dan antara kasta pekerja jika ada, ditentukan pada saat pemberian makan saat masih menjadi larva. Makanan diberikan kepada larva dengan proses yang disebut trophallaxis dimana seekor semut regurgitates makanan yang sebelumnya disimpan dalam crop for communal storage. Ini juga cara yang digunakan semut dewasa memdistribusikan makanan pada semut dewasa lainnya. Larva and pupa harus disimpan pada suhu yang cukup konstan untuk memastikan mereka tumbuh dengan baik, sehingga sering dipindahkan ke berbagai brood chambers dalam koloni.
Seekor semut pekerja yang baru memasuki masa dewasa menghabiskan beberapa hari pertama mereka untuk merawat ratu dan semut muda. Setelah itu meningkat menjadi menggali dan pekerjaan sarang lainnya, dan kemudian mencari makan dan mempertahankan sarang. Perubahan tugas ini bisa terjadi dengan mendadak dan disebut dengan kasta sementara. Suatu teory mengapa seperti itu karena mencari makan memiliki risiko kematian yang tinggi, sehingga semut hanya berpartisipasi jika mereka sudah cukup tua dan bagaimanapun juga lebih dekat pada kematian.
Pada beberapa spesies semut terdapat kasta fisik — pekerja bisa memiliki ukuran tubuh yang berbeda-beda, disebut pekerja minor, median, dan major, . Biasanya semut yang lebih besar memiliki kepala yang tidak proporsional besarnya, dan correspondingly rahang yang lebih kuat. Semut seperti ini seringkali disebut semut "tentara" karena rahang mereka yang kuat membuat mereka lebih efektif ketika digunakan untuk bertarung dengan makhluk lainnya, namun mereka masih tetap seekor semut perkerja dan tugas mereka tidak banyak berbeda dengan pekerja minor atau median. Pada beberapa spesies semut tidak memiliki pekerja median, membuat pemisahan tegas dan perbedaan fisik yang jelas antara pekerja minor dan major.


Daftar pustaka
http://satriawinarah.wordpress.com/2011/06/19/semut-contoh-nyata-persatuan/
http://www.naqsdna.com/2011/08/berguru-pada-semut.html