Sunday, October 20, 2013

Karya sahabat (Puisi)



Rindu hujan
Hujan pertama
Alhamdulillah ya Rob…
Serasa Bintang penghibur malam menambah keindahan
Serasa elang penjaga siang menyapa ramah lengkap dengan senyuman
Serasa sang penjaga api berisyarat memberikan keyakinan
Serasa riang melihat sepasang gadis melambaikan tangan tanda setuju
atau bahkan dua tangan mungil yang menyambut kehadiranku pulang kerumah...
Indah titik hujan yang membasahi tanah yang gersang
terimakasih Sang Pengasih.....terimakasih Rabb. Hujan Pertama



Rindu hujan..
Alhamdulillah ya Rob…
Serasa Bintang penghibur malam menambah keindahan
Serasa elang penjaga siang menyapa ramah lengkap dengan senyuman
Serasa sang penjaga api berisyarat memberikan keyakinan
Serasa riang melihat sepasang gadis melambaikan tangan tanda setuju
atau bahkan dua tangan mungil yang menyambut kehadiranku pulang kerumah...
Indah titik hujan yang membasahi tanah yang gersang
terimakasih Sang Pengasih
terimakasih Rabb…


Puisi Ratna Jeki Parwati, ia adalah guru ekonomi di MAN 2 Banjanegara.

Saturday, October 5, 2013

Tokoh teladan (Meneladani Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz)



Meneladani Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz
Akhlak pemimpin seorang Khalifah Umar bin Abdul Aziz, sungguh jauh dari gaya perlente, berpakaian mahal, kendaraan mewah, apalagi makanan yang lezat.  Seharusnya pejabat di negeri ini meneladani kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz.
Tatkala Khalifah demi khalifah datang pergi silih berganti, disebut-sebutlah nama Umar bin Abdul Azir untuk menjadi penggantinya. Lalu apa kata Umar ketika namanya digadang-gadang menjadi calon khalifah yang baru.
 “Jangan sebut-sebut nama saya, katakan bahwa saya tidak menyukainya. Dan jika tidak ada yang menyebut namanya, maka katakan, jangan mengingatkan nama saya,” ujar Umar bin Abdul Aziz.
 Suatu ketika dibuatlah rekayasa, berupa surat wasiat, seolah-olah khalifah sebelumnya menetapkan Umar sebagai penggantinya. Begitu diumumkan di depan publik, seluruh hadirin pun serentak menyatakan persetujuannya. Tapi tidak dengan Umar. Ia justru terkejut, seperti mendengar petir di siang bolong.  Bukan hanya terkejut, Umar bin Abdul Aziz bahkan mengucapkan: Inna lillahi wa Inna ilaihi raji’uun, dan bukannya Alhamdulillah seperti kebanyakan para pejabat di negeri ini.  Bagi Umar, tahta yang disodorkan adalah musibah, bukan kenikmatan. Sosok Umar bin Abdul Aziz bukanlah tipe manusia yang berambisi untuk menjadi pemimpin, apalagi mengejarnya.
 “Demi Allah, ini sama sekali bukanlah atas permintaanku, baik secara rahasia ataupun terang-terangan,” ujar Umar.
Di atas mimbar Umar berkata: “Wahai manusia, sesungguhnya aku telah dibebani dengan pekerjaan ini tanpa meminta pendapatku lebih dulu, dan bukan pula atas permintaanku sendiri, juga tidak pula atas musyawarah kaum muslimin. Dan sesungguhnya aku ini membebaskan saudara-saudara sekalian dari baiat di atas pundak saudara-saudara, maka pilihlah siapa yang kamu sukai untuk dirimu sekalian dengan bebas!”
Ketika semua hadirin telah memilihnya dan melantiknya sebagai Khalifah, Umar berpidato dengan ucapan yang menggugah. “Taatlah kamu kepadaku selama aku ta’at kepada Allah. Jika aku durhaka kepada Allah, maka tak ada keharusan bagimu untuk taat kepadaku.”
Jika kebanyakan pejabat berpesta ria saat kenaikan pangkat dan meraih kekuasaan, Umar bin Abdul Aziz malah berpesta air mata, ia takut pertanggungjawabanya di hadapan Allah pada hari kiamat kelak tak mampu dipikulnya, dan jika kebanyakan pejabat bermegah-megahan saat mendapat kedudukan, Umar justru hidup dalam kesederhanaan, bahkan amat sederhana, dan minim sekali. Zuhud dan wara sudah menjadi pribadi Umar sebelum ia menjadi Khalifah. Ketika ia disodori kendaraan “dinas” yang supermewah berupa beberapa ekor kuda tunggangan, lengkap dengan kusirnya, Umar menolak, dan malah menjual semua kendaraan itu, lalu uang hasil penjualannya diserahkan ke Baitul Mal. Termasuk semua tenda, permadani dan tempat alas kaki yang biasanya disediakan untuk khalifah yang baru.
Kesederhaan Umar dibuktikan ketika ia melepas pakaiannya yang mahal dan menggantinya dengan pakaian kasar  – hanya delapan dirham.  Semua pakaian, minyak wangi, juga tanah perkebunan yang diwarisinya, juga dijual, lagi-lagi uangnya diserahkan ke Baitul Mal. Istri pejabat umumnya memanfaatkan kedudukan suaminya untuk hidup mewah, tapi Umar justru menawarkan pilihan, antara hidup bersama dirinya dengan melepas semua harta perhiasan yang dikenakan, termasuk permata, mutiara, perabotan rumah tangga yang mahal harganya, atau berpisah. Akhinya, sang istri memilih hidup bersahaja bersama suaminya yang bertahtakan khilafah.
Itulah akhlak pemimpin seorang Umar bin Abdul Aziz, jauh dari gaya perlente, berpakaian mahal, kendaraan mewah, apalagi makanan yang lezat.  Seharusnya pejabat di negeri ini meneladani kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz.

Tuesday, August 6, 2013

MENGENAL DUNIA MELALUI PERPUSTAKAAN (Essay)


MENGENAL DUNIA MELALUI PERPUSTAKAAN
Oleh: Mohammad Mahfuzd
Pendahuluan
Masyarakat sudah tidak asing lagi dengan  kata-kata perpustakaan. Ya, memang banyak pengertian dari perpustakaan menurut pendapat dari berbagai sumber yang ada, walau berbeda tapi intinya tetap sama. Diantaranya perpustakaan adalah sebuah gedung  yang didalamnya berisikan kumpulan buku-buku, dari koleksi atau wahana pengenalan suatu karya sastra. Secara umum perpustakaan  berasal dari kata dasar pustaka  dengan tambahan per dan an, jadi dapat disimpulkan, bahwa perpustakaan merupakan sebuah institut yang didalamnya mencakup unsur-unsur informasi, penyimpanan, pemakaian dan peminjaman dari kumpulan buku-buku yang  tersedia didalamnya. Selain itu perpustakaan adalah sebuah gedung sebagai tempat kunjungan untuk rekreasi sambil mencari sebuah informasi tentang ilmu pengetahuan.
Didalamnya banyak beraneka ragam buku, mulai dari buku yang isinya khusus hingga umum. Informasi dari berbagai ilmu pengetahuan dapat kita jumpai di buku-buku perpustakaan yang telah disediakan. Ilmu sejarah, teknologi, dan lain sebagainya. Menurut Sulistiyo Basuki (1991); perpustakaan adalah sebuah ruang atau gedung yang digunakan  untuk menyimpan buku atau terbitan lainnya yang biasanya di susun menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk di jual. Pengertian lain juga menyebutkan perpustakaan secara sederhana adalah suatu unit kerja yang memiliki sumber daya manusia “Ruang Khusus” dan kumpulan koleksi sesuai dengan jenis perpustakaannya. Menurut surat dari Menapaan No 18 tahun 1988 adalah suatu unit kerja sekurang-kurangnya mempunyai koleksi 1.000 judul bahan pustaka atau 2.500 eksemplar dan bentuk dengan keputusan pejabat yang berwenang.

Manfaat Perpustakaan Terhadap Masyarakat
Apabila kita membicarakan tentang perpustakaan, maka kita juga tidak lepas membicarakan dari fungsi serta manfaat dari tujuan perpustakaan  itu sendiri. Perpustakaan memiliki fungsi yang cukup banyak, salah satu yang paling luas adalah sebagai tempat penyimpanan dan peminjaman koleksi-koleksi buku ilmu pengetahuan dan karya-karya sastrawan seseorang yang dipublikasikn kepada halayak untuk dibaca atau hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada seorang yang membutuhkan informasi baru. Karena ilmu yang sifatnya berkekmbang, semakin tambah waktu semakin banyak pula ilmu yang ditemukan.
Selain fungsi tersebut ada beberapa fungsi lain diantaranya:
1.    Pendidikan
        Perpustakaan sebagai tempat belajar, tempatnya yang bersifat umum, membuat masyarakat dapat memanfaatkan perpustakaan untuk meluangkan waktu untuk belajar. Banyak koleksi-koleksi yang di sediakan, mulai  dari buku untuk anak sekolah hingga buku untuk orang yang sudah bekerja. Dari ilmu eksak, sejarah, dan ilmu lainnya yang dapat mengenalkan dunia kepada kita dari karangan para sastrawan.
2. Informasi
Sarana informasi yang di sediakan diperpustakaan juga lengkap sesuai dengan nama perpustakaan itu sendiri. Informasinya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pemakai melalui refrensi atau rujukan.
3.   Rekreasi
         Yang dimaksud disini bukan rekreasi pada umumnya, namun khusus untuk perpustakaan, seperti melihat khasanah budaya bangsa seperti ilmu sejarah yang terdapat dalam buku diperpustakaan. Nilai ini yang berperan besar untuk meningkatkan apresiasi dan menjaga keutuhan karya-karya seorang sastrawan yang asli. Pemerintah Indonesia sendiri telah mengeluarkan peraturan yang disebut Undang–Undang Deposit. Peraturan ini tercantum dalam Undang-Undang no 4 tahun 1990 tentang Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Pelaksanaan Undang-Undang ini diatur oleh Pemerintah No. 70 tahin 1991 yang isinya mengirimkan contoh  terbitan kepada Perpustakaan Nasional atau prpustakaan lain yang di tunjuk.
        Manfaat dari pembangunan perpustakaan juga cukup banyak. Salah satunya, kita dapat menambah wawasan bagi pembaca, selain itu juga, kita mudah untuk mengunjunginya tanpa mengeluarkan biaya. Dengan buku-buku yang disediakan, kita dapat mmembuka cakrawala dunia yang kita tidak dapat untuk mengunjunginya. Aktivitas utama dari perpustakaan adalah menghimpun informasi dalam berbagai bentuk atau format untuk pelestarian bahan pustaka dan sumber informasi sumber ilmu pengetahuan lainnya.

Ada Dunia di Perpustakaan
        Loh kok  bisa….? Mengapa dunia berada diperpustakaan? Kembali ke pengertian awal, yaitu karena perpustakaan tempat yang berisikan kumpulan buku-buku dengan berbagai latar ilmu pengetahuan. Kita dapat menjelajah dunia tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal. Ini adalah suatu hal yang kecil, yang terkadang mereka menganggapnya sepele, namun manfaatnya cukup banyak, bagaikan kita berkeliling dunia tanpa membawa bekal atau peralatan yang berat. Bagaimana cara mengelilingi dunia diperpustakaan? Caranya amat mudah, kita tinggal memilih buku refrensi atau buku lainnya mengenai hal yang dicari. Membaca adalah kunci utama yang kita lakukan untuk mengenal dunia diperpustakaan. Karena dengan membaca kita akan membuka cakrawala baru yang belum diketahui.
Misalkan budaya orang-orang di berbagai Negara, dan

Tuesday, July 23, 2013

'Amr bin 'Ash ra (Tokoh teladan)



'Amr bin 'Ash ra
                             ( Pembebas Mesir Dari Cengkeraman Romawi )

Ada tiga orang gembong Quraisy yang amat menyusahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam disebabkan sengitnya perlawanan mereka terhadap da'wahnya dan siksaan mereka terhadap shahabatnya.  Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu berdo'a dan memohon kepada Tuhannya agar menurunkan adzabnya pada mereka. Tiba-tiba sementara ia berdo'a dan memohon itu, turunlah wahyu atas kalbunya berupa ayat yang mulia ini:
”Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.” (Q.S. 3 Ali Imran: 128)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memahami bahwa maksud ayat itu ialah menyuruhnya agar menghentikan do'a untuk menyiksa mereka serta menyerahkan urusan mereka kepada Allah semata. Kemungkinan, mereka tetap berada dalam keaniayaan hingga akan menerima adzab-Nya. Atau mereka bertaubat dan Allah menerima taubat mereka hingga akan mempereroleh rahmat karunia-Nya. Maka 'Amr bin 'Ash adalah salah satu dari ketiga orang tersebut. Allah memilihkan bagi mereka jalan untuk bertaubat dan menerima rahmat, maka ditunjukiNya mereka jalan untuk menganut Islam, dan 'Amr bin 'Ash pun beralih rupa menjadi seorang Muslim pejuang, dan salah seorang panglima yang gagah berani. Dan bagaimana pun juga sebagian dari pendiriannya yang arah pandangannya tak dapat kita terima, namun peranannya sebagai seorang shahabat yang mulia, yang telah memberi dan berbuat jasa, berjuang dan berusaha, akan selalu membuka mata dan hati kita terhadap dirinya.
Dan di sini di bumi Mesir sendiri, orang-orang yang memandang Islam itu adalah Agama yang lurus dan mulia, dan melihat pada diri Rasulnya shallallahu 'alaihi wasallam rahmat dan ni'mat serta karunia, serta penyampai kebenaran utama, yang menyeru kepada Allah berdasarkan pemikiran dan mengilhami kehidupan ini dengan sebagian besar dari kebenaran dan ketaqwaan, orang-orang yang beriman itu akan memendam rasa cinta kasih kepada laki-laki, yang oleh taqdir dijadikan alat-alat bagaimanapun untuk memberikan Islam ke haribaan Mesir, dan menyerahkan Mesir ke pangkuan Islam. Maka alangkah tinggi nilai hadiah itu, dan alangkah besar jasa Pemberinya. Sementara laki-laki yang menjadi taqdir dan dicintai oleh mereka itu, itulah dia 'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu.
Para muarrikh atau ahli-ahli sejarah biasa menggelari 'Amr radhiyallahu 'anhu dengan "Penakluk Mesir". Tetapi, menurut kita gelar ini tidaklah tepat dan bukan pada tempatnya. Mungkin gelar yang paling tepat untuk 'Amr radhiyallahu 'anhu ini dengan memanggilnya "Pembebas Mesir". Islam membuka negeri itu bukanlah menurut pengertian yang lazim digunakan di masa modern ini, tetapi maksudnya tiada lain ialah membebaskannya dari cengkraman dua kerajaan besar yang menimpakan kepada negeri ini serta rakyatnya perbudakan dan penindasan yang dahsyat, yaitu imperium Persi dan Romawi.
Mesir sendiri, ketika pasukan perintis tentara Islam memasuki wilayahnya, merupakan jajahan dari Romawi, sementara perjuangan penduduk untuk menentangnya tidak membuahkan hasil apa-apa. Maka tatkala dari tapal batas kerajaan-kerajaan itu bergema suara takbir dari pasukan-pasukan yang beriman: "Allahu Akbar, Allahu Akbar", mereka pun dengan berduyun-duyun segera menuju fajar yang baru terbit itu lalu memeluk Agama Islam yang dengannya mereka menemukan kebebasan mereka dari kekuasaan kisra maupun kaisar.  Jika demikian halnya, 'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu bersama anak buahnya tidaklah menaklukkan Mesir! Mereka hanyalah merintis serta membuka jalan bagi Mesir agar dapat mencapai tujuannya dengan kebenaran dan mengikat norma dan peraturan-peraturannya dengan keadilan, serta menempatkan diri dan hakikatnya dalam cahaya kalimat-kalimat Ilahi dan dalam prinsip-prinsip Islami.  'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu, amat berharap sekali akan dapat menghindarkan penduduk Mesir dan orang-orang Kopti dari peperang agar pertempuran terbatas antaranya dengan tentara Romawi saja, yang telah menduduki negeri orang secara tidak sah, dan mencuri harta penduduk dengan sewenang-wenang.
Oleh sebab itulah kita dapati ia berbicara ketika itu kepada pemuka-pemuka golongan Nasrani dan uskup-uskup besar mereka, katanya: "Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam membawa kebenaran dan menitahkan kebenaran itu, dan sesungguhnya beliau shallallahu 'alaihi wasallam telah menunaikan tugas risalahnya kemudian berpulang setelah meninggalkan kami di jalan lurus terang benderang.  Di antara perintah-perintah yang disampaikannya kepada kami ialah memberikan kemudahan bagi manusia. Maka kami menyeru kalian kepada Islam. Barang siapa yang memenuhi seruan kami, maka ia termasuk golongan kami, beroleh hak seperti hak-hak kami dan memikul kewajiban seperti kewajiban-kewajiban kami .... dan barang siapa yang tidak memenuhi seruan kami itu, kami tawarkan membayar pajak, dan kami berikan padanya keamanan serta perlindungan. Dan sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kami telah memberitakan bahwa Mesir akan menjadi tanggung jawab kami untuk membebaskannya dari penjajah, dan diwasiatkannya kepada kami agar berlaku baik terhadap penduduknya, sabdanya: - "Sepeninggalku nanti, Mesir, menjadi kewajiban kalian untuk membebaskannya, maka perlakukanlah penduduknya dengan baik, karena mereka masih mempunyai ikatan dan hubungan kekeluargaan dengan kita.” (HR. Muslim) 
Maka jika kalian memenuhi seruan kami ini, hubungan kita semakin kuat dan bertambah erat.
'Amr radhiyallahu 'anhu menyudahi ucapannya, dan sebagian uskup dan pendeta menyerukan: "Sesungguhnya hubungan silaturrahmi yang diwasiatkan Nabimu shallallahu 'alaihi wasallam itu adalah suatu pendekatan dengan pandangan jauh, yang tak mungkin disuruh hubungkan kecuali oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Percakapan ini merupakan permulaan yang baik untuk tercapainya saling pengertian yang diharapkan antara 'Amr radhiyallahu 'anhu dan orang Kopti penduduk Mesir, walau panglima-panglima Romawi berusaha untuk menggagalkannya. 'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu tidaklah termasuk angkatan pertama yang masuk Islam. Ia baru masuk Islam bersama Khalid bin Walid radhiyallahu 'anhu tidak lama sebelum dibebaskannya kota Mekah. Anehnya keislamannya itu diawali dengan bimbingan Negus raja Habsyi. Sebabnya ialah karena Negus ini kenal dan menaruh rasa hormat terhadap 'Amr radhiyallahu 'anhu yang sering bolak-balik ke Habsyi dan mempersembahkan barang-barang berharga sebagai hadiah bagi raja .... Di waktu kunjungannya yang terakhir ke negeri itu, tersebutlah berita munculnya Rasul yang menyebarkan tauhid dan akhlaq mulia di tanah Arab.
Hadits tersebut memberi petunjuk bahwa orang-orang Kopti di Mesir merupakan paman-paman dari Ismail shallallahu 'alaihi wasallam. Karena ibunda Ismail Siti Hajar seorang wanita warga Mesir, diambil oleh Ibrahim shallallahu 'alaihi wasallam. menjadi isterinya, sewaktu ia datang ke Mesir dan diberi hadiah oleh Fir'aun dan kemudian melahirkan Ismail 'alaihissalam. Maharaja Habsyi itu menanyakan kepada 'Amr radhiyallahu 'anhu kenapa ia tak hendak beriman dan mengikutinya, padahal orang itu benar-benar utusan Allah? "Benarkah begitu?" tanya 'Amr radhiyallahu 'anhu kepada Negus. "Benar", ujar Negus, "Turutlah petunjukku, hai 'Amr dan ikutilah dia ! Sungguh dan demi Allah, ia adalah di atas kebenaran dan akan mengalahkan orang-orang yang menentangnya.
Secepatnya 'Amr radhiyallahu 'anhu terjun mengarungi lautan kembali ke kampung halamannya, lalu mengarahkan langkahnya menuju Madinah untuk menyerahkan diri kepada Allah Robbul'alamin. Dalam perjalanan ke Madinah itu ia bertemu dengan Khalid bin Walid radhiyallahu 'anhu dan Utsman bin Thalhah, yang juga datang dari Mekah dengan maksud hendak bai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Demi Rasul shallallahu 'alaihi wasallam melihat ketiga orang itu datang, wajahnya pun berseri-seri, lalu katanya pada shahabat-shahabatnya : "Mekah telah melepas jantung-jantung hatinya kepada kita. Mula-mula tampil Khalid radhiyallahu 'anhu dan mengangkat bai'at. Kemudian

Sunday, July 14, 2013

Seekor Ikan Mas dan seekor Burung Elang (Dongeng)



Seekor Ikan Mas dan seekor Burung Elang
          Angin berhembus lembut menyapu dedaunan kering di bibir sungai. Sore yang indah nan cerah. Cahaya oranye menghiasi langit, pemandangan yang indah.
Namun dataran sungai yang hampir mengering menjadi pemandangan yang melas.
 Terlihatlah seekor burung membumbung tinggi di langit. Burung Elang yang sedang mencari mangsa. Melirik kebawah, mengawasi daratan dan perariran sungai yang hampir kering itu. Dengan penglihatan yang tajam, yang selalu waspada akan pergerakan mangsanya di bawah. 
Tiba-tiba Ia meluncur kebawah dengan cepat. Meluncur bagai roket, namun kearah bawah.  Ia melihat seekor ikan terdampar di bibir sungai. Seekor Ikan mas yang sedang mencari perarian yang lebih dalam. Dan hap. Cengkraman cakar dengan kuku yang tajam mendarat di tubuh ikan mas. Ikan mas itu tiba-tiba menjerit karena kagetnya,
“Tolong, tolong! Jangan bunuh aku, aku masih ingin hidup.”
Sang Elang menjawab dengan nada dingin,
“Aku lapar.” katanya. “sudah beberapa hari aku tak mendapat makan.”
Sang ikan pun menangis. Kemudian Ia mlantunkan dengan lembut kata sedih.
“Oh, alangkah buruknya nasibku. Penderitaan inikah yang akan menutup akhir riwayatku. Oh Tuhan, jika ini caraku mati, kuikhlaskan atas takdir-Mu. Dan terima kasih telah memberiku kesempatan hidup di dunia ini. Dan terima kasih juga atas segala nikmat-Mu yang Engkau berikan padaku.”
Dalam terbangya, sang Elang yang mendengar rintihan Ikan mas itu. Ia merasa iba. Sang Elang tiba-tiba membelokan arah terbangya yang tadi akan hinggap kepohon. Ia terbang sambil melirik kebawah. Entah kemana yang akan di tuju. mungkin akan menyantapnya di tempat yang lebih nyaman.
Suasana hening. Hanya terdengar sayup angin yang menghembus menerpa keduanya. Ikan mas itu terdiam, ia sudah pasrah. Cengkraman yang kuat yang tidak memungkinkan dapat lolos.
“Mau di makan dimanakah aku?” kata Ikan mas memecah keheningan.
Sang Elang masih diam, tak merespon pertanyaannya.
“Baiklah.” kata Ikan mas.
Ya, itu danau. Airnya pun melimpah, tidak seperti sungai tadi yang hampir mengering. Kata-kata yang terlintas saat melihat sebuah danau yang luas di tengah hutan. Disampingnya ada sungai, jaraknya sekitar lima puluh meter.  Namun sungai itu pun hampir mengering. Ia melihat ada makanan. Ia berniat membebaskan Ikan mas itu. Ia baru pertama kali merasa tak tega memakan mangsanya ini. Ia teringat sesuatu saat ikan mas yang dicengkranmnya merintih, dan mencurahkankan perasaannya pada Tuhan.
Sang Elang merenung. Andai saja engkau tak merintihkan perasaanmu pada Allah, aku mungkin sudah memakanmu. Dengan rintihanmu aku teringat sesuatu. “Allah akan menolong kamu apabila kamu menolong orang lain.” Ya, dan aku yakin pasti Allah akan menolongku. Dan benar, aku melihat makanan di sungai yang kering itu, Dia menggantikan dengan yang lebih baik. Alhamdulliah.
“Berbahagialah di danau itu sahabat.” kata Elang sambil melepaskan ikan itu. “Aku tak jadi memakanmu, aku melihat makanan di sungai dekat danau ini. Terimakasih atas kaka-katamu.”
“Sungguh.” kata ikan mas itu. “Terimakasih atas kebaikanmu, semoga Allah membalas kebaikanmu.”
Sang Elang langsung terbang lagi tanpa mengucapkan sepatah kata lagi kepada Ikan mas itu. Ikan mas itu merasa senang masih di berikan hidup lagi. Ia berenang kesana kemari. Danau yang luas, seperti surga bagi Ikan mas itu.
“Alhamdulillah.” do’a Ikan mas itu.
Mengapa ia melepaskanku? Ada makana katanya? Ia memanggilku sahabat? Semua pertanyaan itu berputar di kepalanya. Seolah tak percaya atas semua ini.
“Semoga Allah selalu bersamamu sahabat.” Katanya dalam hati. “Aminn..”