Nikmatnya
membaca
Waduh cepet amat
ya. Nah inilah peristiwa yang begitu mengesankan dalam hidupku, saat itu kududuk di bangku kelas tiga sekolah
menengah atas. Berawal dari tugas itulah aku suka membaca. Pada awalnya memang aku tak menyukai membaca. Ya, mungkin
dari kecil memang tak ada yang mendorongku untuk membaca. Bahkan aku bisa
membaca lancar di kelas tiga SD. Namun di sisi lain ada kelebihan saat aku
kecil, yaitu pandai dalam menggambar.
Hehee. (Kembali lagi). Sehingga aku kagum kepada anak sekarang yang
bahkan belum duduk di bangku sekolah sudah faseh membaca. Subhanalloh
Bagiku saat itu,
membaca merupakan suatu hal yang sangat dan sangat mebosankan. Kenapa? Karena
setiapku membaca mataku tak mau kompromi, begitu berat rasa kantuknya. Selain
itu, ketika aku membaca, aku seakan tak yang masuk. Ibarat memasukan air pada
wadah yang berlubang. Kacau pokoknya. Kalaupun ada buku bacaan, yang kucari
pertama adalah gambarnya. Hehe
Namun sekarang
berputar 3600. Ya kira-kira sebesar itulah. Alhamdulillah lantaran
dari membuat tugas resensi aku mulai
menyukai membaca. Kok resensi ya,
tapi itulah adanya. Untuk membuat resensi memang harus membaca terlebih dahulu.
Jika tidak, sepertinya tak jadi resensi. Ya mau tidak mau aku harus melakukannya untuk memenuhi
tugasku. Bahkan buku yang aku cari pun buku yang tipis., yaitu buku karangan
Gola Gong berjudul ‘Dua Matahari’. Pokoknya luar biasa lah bagiku pengalaman
ini. Bahkan saat teringat hal itu aku tersenyum sendiri. ‘Dua Matahari’ judul
bukunya, karya Gola Gong.
Tak sampai satu
bulan Alhamdulillah membaca merupakan kegiatan baru yang kusukai untuk mengisi
waktu kosongku. Sengaja aku memilih fiksi petualangan, harapanku saat itu untuk
tambah menunjang kegiatan membacaku. Selain itu akupun mulai mencoba menulis.
Resensi itulah coretan panjangku yang pertama.
Beberapa bulan,
tulisanku ada yang di posting di blog. Betapa bahagianya saat itu. Seakan
itulah penghargaan pertamaku. Inilah pelecut semangatku dalam membaca dan
menulis. Dalam hal menulisku memang tidak bagus-bagus amat, tapi aku selalu
berusaha. Kritikan pun tak lepas dari guru bahasaku, yang beginilah, begitulah.
Rasa malu pun tak ketinggalan. Dalam batinku, ini semua untuk perbuhan yang
lebih baik padaku.
Kuteringat tentang “Iqra”, bacalah. Itulah firman Allah
yang di wahyukan pada sang rosul yang mulia. Alhamdulillah, bagiku membaca
memang suatu yang amat penting. Saat membuka lembaran buku seakan sedang membuka samudra ilmu. Manfaat yang diperoleh
pun banyak. Kita bisa mengetahui sesuatu yang belum kita ketahui, wawasan pun
semakin bertambah, dan banyak manfaat lainnya. Di samping itu, membaca bisa
menjadi lantaran mencegah kepikunan. Untukku sendiri membaca juga memotivasiku
untuk menulis.
No comments:
Post a Comment