Monday, April 15, 2013

Alam Desaku (Petualanganku)



Alam Desaku
       


“Pada berisik terus loh!’”kataku dalam hati. Ketiga keponakanku memang anak yang aktif. Aku lihat jam di dinding yang tergantung,”Wah, baru jam setengah dua. Aku kira tidurku sudah lama, ternyata baru stengah jam.” gumamku dalam hati. Mereka benar-benar mengganggu tidurku!

        Akhirnya aku keluar, aku merasa ingin merefresskan badan dan oto-otot yang masih terasa capek yang seharian aku membantu pamanku memoton kambing untuk kekahan istrinya. ”Bersepeda, smabil lihat-lihat alam yang terhampar luas di sebelah timur desaku kayaknya enak.” pikirku. Aku mulai menaiki sepeda yang berada di depan rumahku. Ku kayuh sepeda ontel kesayanganku. Ku sapa setiap orang yang aku jumpai di pinggir jalan desaku.  Merekapun membalas dengan senyuman yang ringan. Ku kayuh terus sepeda ontelku sambil menikmati udara yang segar siang hari. Sesampainya di ujung timur desaku, aku melihat-lihat sekeliling pemandangan di sekitar. Maha Besar Allah yang menciptakan segalanya, dalam pikirku. Aku tatap sawah-sawah, perbukitan, langit, dan air yang mengalir dengan tenangnya di irigasi. Aku duduk di dekat sawah sambil melihat alam sekitar. Allah menciptakan dengan sangat teratur,”Subhanallah.” Dalam hatiku.” Allah menciptakan alam ini, dan bumi ini untuk berpijak para manusia. Engkau memberikan segalanya sesuai kebutuhan manusia.”
        Bukit-bukit terlihat terbentang  memanjang dari kejauhan mata memandang, pohon-pohon tinggi seperti menyentuh langit, dan langit yang indah berwarna biru di atas tanpa cacat sedikit pun. Subhanallah! Aku sangat kagum dengan semua ciptaan-Nya. Aku melihat rumput yang berada di dekatku, dalam pikirku mengapa daun itu berwarna hijau? Daun memang sebuah materi yang terdiri dari partikel-partikel yang amat kecil. Pertikel-partikel yang tersusun, saling berkaitan erat, yang juga di atur oleh-Nya, mereka tunduk atas segala perintah-Nya. Maha besar

Tuesday, March 26, 2013

Ceritaku


Surga Ikhlas
Ketika aku mampir keperpustakaan sekolahku, aku menemukan buku yang sangat menarik dan memikat hatiku. Setelah aku baca-baca, isinya luar bias.Walau bukunya tipis tapi ilmunya sangat dalam, hehehee. Pada sub judul tentang keikhlasan dalam memaafkan seorang yang  salah terhadap diri kita.
“Mudah dalam mengatakan, namun dalam mengamalkan untuk ikhlas cukup sulit. Tapi aku akan berusaha, karena semuanya pasti butuh proses, latihan kunci utamanya.” Kata dalam hatiku.
Dalam buku itu menceritakan seorang yang ikhlas dalam memaafkan orang yang bersalah. Seorang yang mau memaafkan orang lain termasuk perbuatan mulia di sisi Allah dan dihormati masyarakat. Ada sebuah kisah yang sangat menyentuh, pelajaran yang sungguh luar bisa diajarkan oleh Rosulullah Saw.
       
   
Suatu ketika Zainab binti Al Harits pernah melakukan usaha pembunuhan terhadap diri Rosululloh Saw. dengan racun. Zainab istri Salam bin Masykam (salah seorang tokoh Yahudi) berhasil membubukan racun pada sate yang dihidangkan pada Rosulullah Saw.
        Saat itu Rosulullah sedang makan bersama Bisyr bin Ma’rur. Saat itu Basyr sempat menelan daging beracun itu lalu beberapa hari kemudian Basyr meninggal dunia. Sedangkan Rosulullah baru tahap mengunyah lalu memuntahkannya kembali dan mengatakan “Daging itu memberitahukan padaku bahwa dia beracun.”
        Setelah kejaadian itu, Zainab di panggil Rosulullah, “Mengapa engkau sampai melakukan peracunan itu?” kemudian wanita itu menjawab, “Kiranya bukan rahasia lagi bahwa ingin

Tuesday, March 19, 2013

Puisi



Liku Kehidupan
Ketika sang surya kan tidur
Semilir angin memecah ombak
Kududuk dalam kesendirian
Terdiam saat menatap
Dan sakitnya saat mendengar kejujuran
Kuusap air mata ini
Yang sedari tadi membelai pipi
Kusadari sejak dini
Sungguh hidup ini sangat berarti
Kurenungi . . . Kuhayati. . .
Mengapa cobaan ini tiada henti
Mungkinkah ini salahku
Yang tak pernah mengerti anugerah ilahi
Anugerah yang begitu indah
Tapi. . . Tapi. . .
Jika dia tercipta bukan untukku
Ijinkan aku melepasnya
Dalam genggaman waktu hidupku. . .
Tapi tak dalam hatiku
Biarlah kujadikan kenangan
Kenangan yang indah
Yang kan kukubur dalam kalbuku
Tapi semangat hidupku
Tak akan pernah melumpuhkan langkahku
Satu. . . Dua. . . Tiga. . .

Thursday, January 10, 2013

Petualangku



Silaturahmi yang Menyenangkan
         Awan tebal berjalan mengikuti arah angin di atas, cahaya mentari sudah setinggi tombak. Suara ramai terdengar di depan masjid.
        “Alhamdulillah, selesai semua.” Aku langsung siap-siap keluar dari rumah dan bergabung bersama anak TPQ, ustadz,ibu-ibu,  dan teman-temanku. TPQku Darul Mutaqin namanya. Dua mikro dan satu siklun yang sudah berada di depan masjid untuk mengangkut kami semua dan mengangkut barang perlengkapan TPQ. Terlihat sepanduk bertuliskan “Silaturahmi Anak Shaleh (SAS)” yang mau di lipat anak-anak untuk dimasukan ke kendaraan. Sekitar pukul 09:00 WIB kami berangkat. Walau acara SAS tersebut akan mulai sekitar puku 10:00 WIB. Tapi waktu perjalanan ini saya rasa akan cukup, dan bisa untuk istirahat sebentar. Acara SAS (Silaturahmi Anak Shaleh) se-Banjarnegara akan diselenggarakan di pusat kota Banjarnegara.
        Sekitar 45 menit kami sampai di pusat kota Banjarnegara. Kami semua turun, kemudian mencari tempat perisitrahatan yang tak terkena sinar matahari yang sudah cukup panas. Bapak Mukhdir yang telah smapai terlebih dahulu dengan tak sabar agar kami siap-siap, karena acaranya hampir di mulai katanya.
        “Ayo cepet-cepet.” Dengan tergerusu-grusu,”TPQ  kita nomor 8 untuk pawenya, dan berbaris di sebelah barat. Untuk lomba kaligrafi dan mewarnai di masjid.
        Setelah menemukan tempat peristirahatan, mereka dengan segera menaruh barang bawaannya dan perlengkapan lainnya. Aku tersenyum melihat mereka yang terlihat

Wednesday, January 9, 2013

Ceritaku



Keikhlasan
Inspirasiku
Mahfud, dipengajian besok kamu yang pidato ya?kata Pak Fatah padaku. Beliau adalah guru ngajiku.
Ya pak, Insya Allah.Jawabku yang masih ragu-ragu.
Beliau seperti selalu menaruh kepercayaan padaku. Dengan kata-kata beliau juga aku selalu merasa tumbuh rasa percaya dalam hatiku.Soal jelek gaknya aku piker nanti, ini untuk latihanku! Pokoknya harus berikan yang terbaik.Kataku dalam hati.
Aku pun kewarnet untuk mencari contoh teks pidato. Ku telusuri situs demi situs. Akhirnya ku temukan dalam suatu situs terdapat materi yang bagu. Namun ini terlalu tinggi untukku. Namun aku benar-benar tertarik. Aku pun mengkopi. Dalam pikirku dapat taruh di blogku, untuk menambah postinganku, dan juga untuk mengingat-ingat saja. Pasti bermanfaat. Saya ucapkan terimakasih dari situs ini.
Hidup dengan Ikhlas
Dalam hidup ini, kita selalu mengharapkan segala sesuatu seperti keinginan kita, kita ingin sukses, kita ingin diakui masyarakat, kita ingin hidup berkecukupan, kita ingin hidup bahagia dan berbagai keinginan yang tinggi-tinggi lainnya, tapi semua itu hanyalah ada dalam khayalan kita, tanpa terasa sang waktu membawa kita ke wilayah dimana kita sangat menakuti bahkan menghindari hal itu, tapi mau ga mau kita mesti menjalaninya. Kita nggak bisa keluar dari takdir kita, apapun yang diberikan oleh Tuhan merupakan buah dari karma kita terdahulu dan kita mesti menjalaninya, disaat kita mengalami masalah yang pelik terkadang kita sering sekali menyalahkan Tuhan kita, bahkan kita sering menggerutu kalau Tuhan tidak adil kepada kita, namu sujatinya kita hanya menikmati hasil dari karma kita terdahulu, kita nggak bisa menghindar dari hal ini. Bagi yang saat ini sedang mengalami masalah dalam hidup ini jangalah berkecil hati, Tuhan tidak akan menguji umatnya diluar batas kemampuannya, pada kondisi seperti hanya satu yang

Sunday, December 23, 2012

Kisah Tauladan


Tangisan Anak yang Takut Neraka
Abdurrahman As-Sinjari mengemukakan kisah seseorang yang melihat anak kecil di tepi sebuah sungai. Anak  itu sedang berwudhu sambil menangis. Orang itu bertanya,
”Hai anak kecil mengapa engkau menangis?”
“Hai paman ketika saya membaca Al-Quran dan sampai pada firman Allah, Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu; prnjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras-keras…(At-Tahrim: 6), timbulah rasa takut dalam diriku dicamkan di api neraka.” jawab  anak kecil itu.
“Wahai anak kecil, jangan takut dicamkan kedalam neraka, sebab kamu belum baligh.” Kata orang itu menghibur si anak kecil.
Kemudia anak itu berkata lagi,”Wahai paman, apakah engkau tidak tahu, bahwa seorang ingin menyalakan api, ia memasukan kayu bakarnya yang kecil lebih dahulu baru kayu bakar yang besar?”
Mendengar jawaban bocah kecil itu, orang itu pun menangis, seraya berkata,
“Sesungguhnya anak kecil itu lebih takut dari pada saya.”

Friday, December 21, 2012

Ceritaku


Ceritaku di Hari Ibu
Aku teringat saat ibuku menangis, berbaring, air mata yang mengalir dari kelopak matanya. Mengalir ke telinga kanan dan kiri, sambil menyebut nama Allah. Disebelah kanan terlihat bu lik saya, dan sebelah kiri mbah atau ibu dari ibuku. Mereka menuntun ibuku untuk menyebut nama Allah. Aku dan kedua menangis di sebelah tangan kiri ibuku.  Kami menatap wajah ibuku yang sudah terlihat putih pucat. Yang akan meninggalkan kami untuk selamanya.
          Aku benar-benar merasakan kesedihan yang sangat dalam. Ibuku yang menyayangiku, yang selalu membimbingku, mengajariku belajar dan mengaji. Sekitar pukul 10.00 WIB, beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Aku masih tak percaya benar-benar akan meninggalkanku untuk selama-lamanya. Mataku semakin tak kuasa untuk membendung air mata.air mataku mengalir di pipiku dan menetes membasahi  bantal tempat kepala ibuku berbaring. Salah seorang saudaraku memanggilku dan membawaku keluar dari kamar. Ia menghiburku agar aku tidak menagis. ”Mengapa ini bisa terjadi padaku Ya Allah, ibu pergi meninggalkanku , aku akan hidup bengan siapa? Siapa yang akan membimbingku? Siapa yang akan mengajariku belajar dan mengaji? Bagaimana dengan adik-adikku? Ya Allah mengapa engkau mengambil ibuku?” kata-kata yang terlintas dalam benaku saat itu.
          Tak lama setelah ibuku menhembuskan nafas terakhir, ibuku di gangkat aleh pamanku, pak likku. Dengan rasa sedih mereka mengangkat tubuh yang lemas tak bernyawa dengan penuh kelembutan untuk dimandikannya. Aku menatapnya dengan rasa tek percaya. Guyuran air membasahi tubuhnya.
          Seusainya mereka mengafani dan mensholatinya, ibuku di gotong dengan kendaraan khusus. ”Oh Ibuku….. semoga engkau merasakan kenikmatan yang lebih baik di sana.”
          Satu minggu berlalu, rasa sakit dalam hatiku berkurang. Aku memanjat pohon depan rumah untuk mrnghibur hati